Masih Proses, Sa'bara' komi...
Sponsored By : Kecamatan Makale.

Sabtu, 30 April 2011

Belut Berkuping di Tilanga, Tana Toraja

PEMANDANGAN alam Tana Toraja dikelilingi pegunungan. Dan memang hampir semua objek wisata yang ada di Toraja terletak di daerah pegunungan. Di antaranya Tilanga yang berada tepat di bawah pegunungan kapur. Objek wisata ini kerap dikunjungi keluarga yang tinggal di sekitar maupun di luar Tana Toraja.

Daya tarik utama dari Tilanga ini adalah adanya beberapa ekor moa (belut berkuping) yang tinggal di dalam kolam alami. Moa tersebut kerap keluar dari dalam celah-celah bebatuan gamping yang mengelilingi kolam. Tapi tidak ada yang tahu letak tepatnya dimana moa itu tinggal. Moa yang satu ini, dalam bahasa Torajanya disebut dengan masapi. Ukurannya cukup besar, kira-kira tiga kali ukuran ikan arwana dewasa.
Tidak sembarang dan semua orang dapat memanggil masapi hingga keluar dari 'rumahnya'. Tapi ada seorang gadis kecil yang mampu melakukannya. Anak kecil yang tidak diketahui namanya itu, tinggal tak jauh dari kolam. Dengan hanya menjentik-jentikan jarinya ke dalam air dan berbekal sebutir telur bebek rebus, ia mampu memanggil moa-moa itu keluar.

Tana Toraja merupakan salah satu daerah tujuan wisata yang paling menarik dan terkenal di Sulawesi Selatan. Selama ini orang lebih mengenal kebudayaanya yang memang menjadi andalan. Padahal masih banyak objek wisata lain yang patut dikunjungi bersama keluarga.

Gadis itu berusia sekitar 12 tahun dan memang sejak dari kecil ia diwariskan bakat mampu memanggil masapi keluar dari sarangnya. Gadis itu pun tidak mau memanggil hewan piaraannya itu keluar kecuali pengunjung yang datang memhawakannya telur bebek rebus. Tak terlihat sedikitpun ketakutan atau kengerian di wajah gadis itu saat beberapa moa besar keluar dan mendekatinya. Seolah ada huhungun emosional di antara mereka. Kadang si gadis itu mengaku merasa kasihan dengan masapi yang sudah dipanggilnya. Lantaran masapi itu tidak mendapatkan apa-apa sebagai balasannya.

Beberapa pengunjung yang datang ke Tilanga diperbolehkan memanggil masapi. Namun tak seorangpun yang berhasil membuat masapi-masapi itu muncul ke permukaan air kolam. Meskipun gagal, tapi pengunjung tak begitu kecewa. Karena suasana alam di Tilanga cukup mampu menghibur hati.

Di sekeliling kolam tumhuh pepohonan jati putih dan bambu yang membuat suasana sekitarnya semakin teduh dan sejuk. Air kolamnya pun sangat jernih sampai bebatuan di dasarnya terlihat dengan mata telanjang. Pengunjung diperbolehkan mandi dan berenang di kolamnya. Meski airnya dingin tapi justru membuat tubuh menjadi segar.

Tapi tak seorangpun yang diperkenankan menggunakan sabun dan shampoo. Ini dimaksudkan supaya kelangsungan hidup moa tetap terjaga. Pengunjung yang malas berenang, biasanya duduk-duduk di atas batu gamping di pinggir kolam sambil menikmati kesejukan udara dan air kolamnya.

Bahkan ada pengunjung yang betah berlama-lama di sana agar bisa melihat Rajanya Moa. Konon kabarnya, setiap tengah malam raja masapi berukuran paling besar muncul ke permukaan kolam untuk membersihkan dedaunan yang jatuh berguguran dari pepohonan yang ada di sekitarnya. Oleh sebab itu setiap pagi tiba, kolam itu selalu dalam keadaan bersih.

Cerita lain menyebutkan bahwa melihat moa di Tilanga membawa keberuntungan tersendiri. Apalagi kalau bisa melihat masapi putih dan hitam yang disebut massapi bonga. Mungkin moa yang berwarna seperti kerbau bule di Toraja ini, jumlahnya sangat sedikit dibanding jenis moa lain yang ada di sana.

Cerita ini membuat Tilanga agak berbau mistik. Namun tetap saja Tilanga tak pernah sepi pengunjung, terlebih pada akhir pekan dan liburan sekolah.

Berada di Kelurahan Sarira, Tanah Toraja, Sulawesi Selatan. Jaraknya sekitar 3 km dari jalan poros Rantepao atau sekitar 15 km dari Rantepao.

Untuk masuk objek wisata ini cukup murah. Anak-anak dikenakan Rp 1.000, orang dewasa Rp 5.000 sedangkan wisatawan asing Rp 10.000 per orang. Alasan utama mengapa orang ramai berkunjung ke Tilanga karena ingin melihat moa, si penghuninya.

Selain itu karena ingin menikmati pemandangan alam indah yang terpampang mulai dari perjalanan hingga ke lokasi, yang mampu membuat siapapun enggan mengalihkan perhatian.

Kalau ingin berenang jangan lupa bawa baju ganti. Jangan khawatir, di Tilanga tersedia kamar ganti. Pengelolanya sengaja membiarkan tempat ini alami seperti apa adanya, karena memang kondisi seperti itulah yang dicari dan digemari oleh para wisatawan terutama turis asing.

Sumber : http://travel.okezone.com
BACA SELENGKAPNYA..

Jumat, 29 April 2011

Sistem Pemerintahan Desa Geser Peranan Adat Toraja

Penerapan sistem pemerintahan desa berdasarkan Undang-Undang nomor:5 tahun 1990 telah menggeser peranan tokoh adat di daerah pariwisata Tanatoraja, Sulawesi Selatan.

"Semua sistem pemerintahan termasuk mekanisme pengambilan keputusan di tingkat desa sudah ditentukan oleh Pemerintah Pusat. Padahal sebelumnya tokoh adatlah yang berperan," kata tokoh adat Tanatoraja Den Upa Rombelayuk di Makassar, Rabu.

Menurut mantan Koordinator Dewan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) ini, peranan tokoh adat dalam "kombongan" yakni media pengambilan keputusan tertinggi di tingkat kampung, dan keputusan tidak akan sah tanpa kehadiran seluruh warga kampung termasuk kaum perempuannya, secara perlahan diambil alih oleh lembaga desa.

Karena itu, lanjut dia, kombongan kehilangan kekuatannya sebagai mekanisme pengambilan keputusan dan ketika digantikan perannya oleh Lembaga Masyarakat Desa yang terdiri dari sejumlah posisi-posisi penting dalam desa yang umumnya lelaki.

"Dengan hilangnya kombongan itu, kaum perempuan tidak lagi memainkan peranan dalam pembuatan keputusan, tetapi hanya diwajibkan untuk menerima semua keputusan yang dibuat tanpa ada pertimbangan lagi," ujarnya.

Berkaitan dengan hal tersebut, ia berharap agar pemerintah dapat memberi ruang pada tokoh-tokoh adat untuk tetap memainkan perannya dalam menjaga kearifan lokal.

Sebagai gambaran, dalam pemanfaatan dan pengawasan hutan di Tanatoraja, pemerintah kurang melibatkan tokoh dan masyarakat adat. Padahal, dalam sejarahnya tokoh dan masyarakat adat dikenal dengan kearifan lokalnya dalam menjaga hutan.

Dampak dari hal tersebut, sebagain besar hutan di daerah objek wisata itu sudah rusak oleh tangan-tangan oknum yang tidak bertanggung jawab.

Berdasarkan data Dinas Kehutanan Tanatoraja pada 2009 diketahui, luas lahan kritis yang ada dalam kawasan hutan maupun diluar kawasan hutan di Kabupaten Tana Toraja mencapai 128.585 hektar


Sumber : http://www.antara-sulawesiselatan.com/berita
BACA SELENGKAPNYA..

Tanah Longsor di Tana Toraja Menelan Korban Jiwa

Bencana alam tanah longsor menerjang Dusun Durian Desa Randang Batu Kecamatan Makale Selatan, Rabu (27/4) malam. Akibat bencana tersebut tiga warga tewas dan empat lainnya terluka parah.

Bencana tanah longsor itu terjadi sekitar pukul 19.00 Wita. Material longsor berasal dari Gunung Buttu. Material longsor menimpa rumah keluarga Limban, 45, yang berpenghuni tujuh orang.Tiga penghuni rumah tewas seketika,yakni Indo Sisong, 60, Essong, 3, dan Kotong, 1. Indo Sisong yang juga ibu dari Limban ditemukan tewas tertimbun material longsor pada malam kejadian.

Sedangkan dua balita anak Limban, yakni Essong dan Kotong baru ditemukan keesokan harinya. Jenazah Kotong ditemukan tertimbun sekitar pukul 06.00 Wita,sedangkan jenazah Essong ditemukan pukul 09.00 Wita,kemarin. Empat penghuni rumah lainnya yang berhasil selamat, yakni Bassang, 40, isteri Limban, dan ketiga anaknya,Leme, 9,Jeni,5,dan Feri,2.Namun,keempat korban mengalami luka cukup serius karena tertimpa material longsor.Mereka langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum (RSU) Lakipadada Makale. Proses evakuasi terhadap empat korban selamat oleh warga dibantu aparat Polres Tana Toraja sempat terhambat karena terjadi hujan deras.Para korban harus ditandu sekitar dua kilometer.

Kendaraan tidak bisa menjangkau lokasi karena medan yang terjal dan terdapat banyak titik longsor. Camat Makale Selatan Rosalina Dammen yang mendampingi korban di RSU mengatakan, saat kejadian, penghuni, kecuali Limban,sedang berada di dalam rumah. Bangunan rumah tersebut langsung hancur akibat dihantam material berupa tanah, batu dan pohon. Rumah korban persis berada di bawah gunung. Menurut dia,dalam satu bulan terakhir Kecamatan Makale Selatan sudah tiga kali dilanda bencana alam tanah longsor. Dua peristiwa longsor se-belumnya terjadi pada bulan Maret lalu.Wilayah Makale Selatan diakui salah satu daerah di Tana Toraja yang rawan longsor.

Dia mengimbau warga tetap waspada dan segera mengungsi jika melihat tandatanda akan terjadi longsor. Rosalina menyayangkan lambannya penanganan terhadap korban longsor di RSU Lakipadada. Menurut dia, tidak ada satupun dokter yang ada saat para korban tiba di RSU. Korban akhirnya ditangani Kepala Dinas Kesehatan Tana Toraja dr Zadrak yang saat itu berada di RSU. “Kami sangat menyesalkan tidak ada satupun dokter yang berjaga. Kami juga sudah berupaya menelpon dokter rumah sakit, bahkan mendatangi rumahnya, tetapi tidak ada respons,” ujar Rosalina. Sementara itu, Limban mengatakan dirinya mengetahui peristiwa naas yang dialami keluarganya saat sudah pulang dari sawah.

Sesampainya di rumah, dia mendapati rumahnya sudah tertimbun tanah. Pelaksana tugas Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Tana Toraja Enos Karoma, mengatakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tana Toraja sudah menyalurkan bantuan tanggap darurat kepada korban bencana tanah longsor di Dusun Durian Desa Randang Batu Kecamatan Makale Selatan itu. “Pemkab Tana Toraja sudah menyalurkan bantuan standar tanggap darurat penanganan bencana kepada korban,”ujarnya kemarin
BACA SELENGKAPNYA..

Kamis, 28 April 2011

Theofilus: Junjung Hukum Adat

Bila di instansi vertikal, mutasi selalu dinantikan karena meningkatkan kredit poin lebih tinggi. Namun berbeda dengan pejabat Pemkab Tana Toraja, justru alergi dengan mutasi karena terlena di suatu tempat. Hal ini dikatakan Bupati Tana Toraja, Theofilus Allorerung, saat lepas sambut Ketua Pengadilan Negeri Makale dari HR Patongloan, kepada Yance Bombing, Sabtu (23/4) di Gedung Wanita Makale.

Theofilus menyarankan, agar dalam penyuluhan hukum, diingatkan jangan lupa menjunjung tinggi hukum adat, meskipun disadari sering berbenturan. "Makanya sebagai pemerintah daerah saya selalu mendorong jalankan hukum adat karena tidak bisa diakali. Apalagi ditunjang dengan budaya dan karakter orang Toraja yang taat dengan hukum adat sebagai sebuah kearifan lokal, perlu didorong terus agar tercipta ketertiban," terang Theofilus.

Sementara Bupati Toraja Utara (Torut) Frederik Batti Sorring, menjelaskan kembalinya putra terbaik Toraja Yance Bombing bertugas di kampung halaman sinergitas perlu dilanjutkan. Dia mengatakan, meski Kabupaten Tana Toraja dan Toraja Utara sudah pisah, bukan berarti sudah tidak ada sinergitas baik pemerintah. "Sakitnya Tana Toraja juga dirasakan Toraja Utara, sehingga administrasi pemerintahan kedua kabupaten tetap kedepanakan pelayanan masyarakat karena diikat dalam suatu bingkai budaya dan cultur 'rambu solo dan rambu tuka'," singkat Batti Sorring.


Sumber : http://www.beritakotamakassar.com/
BACA SELENGKAPNYA..

Desakan AMPK agar MT Allorerung di PAW dibahas Pimpinan DPRD Toraja

Tiga pimpinan DPRD Tana Toraja Selasa (26/4) kemarin menggelar rapat tertutup. Ketiganya adalah Welem Sambolangi, Samuel Eban Kalebu Mundi, dan Ester Datu Palloan. "Rapat tertutup pimpinan itu untuk menindaklanjuti aspirasi dari Aliansi Masyarakat Penegak Keadilan (AMPK) Tana Toraja," ujar anggota DPRD Tana Toraja Andarias Tadan.

Ketua DPRD Welem Sambolangi yang ditemui usai rapat tertutup menjelaskan bahwa hasil rapat tertutup pimpinan itu untuk membicarakan aspirasi AMPK. Hanya saja, katanya, hasilnya belum bisa dipublikasikan.
Namun diakui Welem, pimpinan dewan tetap mengambil langkah sesuai mekanisme dan aturan.

Sehari sebelumnya, Senin (25/4), Aliansi Masyarakat Penegak Keadilan (AMPK) Tana Toraja mendatangi DPRD untuk mendesak unsur pimpinan segera memberhentikan MT Allorerung sebagai anggota DPRD periode 2009-2014. AMPK diwakili ketuanya Frederik Lading, dengan tegas memberi batas waktu kepada dewan 7 x 24 jam untuk mengambil langkah nyata terkait kasus ini.
Dijelaskan Frederik, tidak ada alasan bagi pimpinan untuk mengulur waktu mengajukan pemberhentian MT Allorerung. Menurutnya, apabila pimpinan dewan masih membiarkan terjadinya pelanggaran hukum di lembaga terhormat ini, sama halnya pelanggaran UU maupun PP serta tatib DPRD. "Jika ini dibiarkan oleh para pimpinan, AMPK akan laporkan pimpinan ke BK," terang Frederik.


Sumber : http://www.beritakotamakassar.com
BACA SELENGKAPNYA..

Proyek Bermasalah di Rantetayo dapat sorotan Dewan

Massudi Sombolinggi Anggota DPRD Kab. Tana Toraja dari fraksi GOLKAR menyoroti banyaknya proyek bermasalah yang ditemukan di Kec. Rantetayo. Massudi yang melakukan reses bersama dengan anggota lainnya di daerah Pemilihan (Dapil) III ini, yang meliputi Kecamatan Rantetayo, Kurra, Malimbong Balepe, Saluputti dan Rembon, menemukan bebrapa proyek yang dianggap bermasalah. khususnya di Kecamatan Rantetayo

Salah satunya adalah jembatan Rarung yang menghabiskan APBD Rp 1 milyar lebih, di tengah jembatan turun dan retak lebar karena pir atau tiang loundhop tengah bergeser. "Hal ini terjadi akibat salah bestek, yang seharusnya kedalaman loundhop atau pir empat meter, namun yeng terjadi kontraktor hanya gali sedalam dua meter," kata Massudi.
Bukan hanya itu juga saat pengecoran pir terjadi banjir sehingga mengendap lumpur di atas tiang pir, namun esok harinya tidak dibersihkan dan langsung dilanjutkan pengecoran tiang. Apa yang terjadi? Belum setahun jembatan selesai pir bergeser dan bagian tengah jembatan turun bahkan nyaris putus.
Masalah di jembatan Rartung Kecamatan Rantetayo sudah dilaporkan ke Polres Tana Toraja. "Hanya saja sudah kurang lebih setahun diproses hingga sekarang belum ada penentapan tersangka, bahkan terkesan dibiarkan," lanjut Massudi.
Demikian pula tambang galian C di sebelah Selatan jembatan Rarung perlu tindakan tegas dari Pemerintah Daerah karena tidak menutup kemungkinan juga salah satu penyebab runtuhnya jembatan Rarung, sambung Massudi.
Ditambahkan Septianus Toding Komba, proyek tahun ini yang masuk di Kecamatan Rantetayo hampir semua tidak selesai sesuai bestek. Diantaranya rabat beton poros Tana Malea Rarung baru sebulan selesai sudah terbongkar. Kemudian rabat beton poros Maroson Banga.
Bukan hanya itu, juga bangunan kios 40 petak di Pasar Rantetayo yang berakhir Desember 2010 lalu, hingga sekarang belum difungsikan, bahkan dinding kios sudah rata-rata retak termasuk plur lantai. Dan sejumlah proyek lainnya.
Septianus mengatakan, banyaknya proyek bermasalah di Rantetayo, tidak ada jalan lain Bupati Theofilus Allorerung harus mengambil tindakan tegas atau diblacklis terhadap kontraktornya. "Ini agar memberikan efek jera atau contoh kepada rekanan lain," tutur Septianus.
BACA SELENGKAPNYA..

Senin, 25 April 2011

MT Allorerung didesak untuk di-PAW oleh AMPK Kab. Tana Toraja

Sehubungan dengan telah jatuhnya vonis bersalah atas MT Allorerung dengan hukuman penjara satu tahun dari Mahkamah Agung,Aliansi Masyarakat Penegak Keadilan (AMPK)berencana untuk menggelar aksi demo di DPRD Toraja, hari ini senin, 25 April 2011. Mereka akan menuntut agar MT Allorerung dari fraksi Partai Golkar segera di PAW (Pergantian Antar Waktu). Saat ini MT Allorerung sedang menjalani hukuman di Lembaga Pemasyarakatan Makale. Konstituen Daerah Pemilihan (DAPIL II) merasa khawatir aspirasinya tidak bisa lagi tersalurkan karena wakil mereka di DPRD telah mendekam di penjara dan menjadi napi akibat kasus korupsi APBD tana toraja tahun 2002-2003. yang menyebabkan MT Allorerung tidak bisa aktif di DPRD tana Toraja.
Olehnya itu, AMPK meminta kepada Gubernur Sulawesi Selatan, Partai Golkar dan Pimpinan DPRD Tana Toraja untuk segera menggelar PAW terhadap MT Allorerung.


Sumber : http://?vi=detail&nid=41763
BACA SELENGKAPNYA..

Kabupaten Tana Toraja Siap Melaksanakan Inpres No.1/2010

Percepatan penyelesaian Rencana tata Ruang Wilayah (RTRW) tertuang dalam Inpres No.1/2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional. Kabupaten Tana Toraja yang saat ini tengah melakukan peyusunan RTRW menyatakan kesiapannya dalam melaksanakan Inpres tersebut. Demikian disampaikan pejabat sementara Sekda Kabupaten Tana Toraja Enos Karoma dalam Pembahasan Laporan Progres III Kegiatan Peningkatan Penataan Wilayah Kabupaten Tana Toraja di Tana Toraja, Sulawesi Selatan (16/4).
Lebih lanjut Enos mengatakan, pihaknya akan segera melakukan pertemuan khusus dengan para Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah di Kabupaten Tana Toraja untuk menemukan kesepakatan-kesepakatan dalam RTRW mereka. Selain itu juga akan segera dilakukan persiapan untuk pembahasan awal dengan anggota DPRD. Setelah itu draft Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) RTRW segera disampaikan kepada Gubernur untuk mendapatkan rekomendasi. Dengan demikian diharapkan RTRW Kabupaten Tana Toraja dapat segera diselesaikan serta dilegalkan menjadi peraturan daerah.

Saat ini penyusunan RTRW dan Raperda Kabupaten Tana Toraja sudah mencapai tahap penyempurnaan draft akhir. Capaian ini dapat terlaksana tidak terlepas dari dukungan serta kerja sama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tana Toraja beserta sektor-sektor terkait.

Direktur Penataan Ruang Wilayah III Wahyono Bintarto menyampaikan apresiasi atas kesiapan Pemkab Tana Toraja untuk melaksanakan Inpres No.1 Tahun 2010. Menurutnya setelah di-Perda-kan, RTRW Kabupaten Tana Toraja dapat menjadi pedoman dalam pelaksanaan pembangunan daerah. Oleh sebab itu hal-hal yang bersifat strategis bagi Kabupaten Tana Toraja diupayakan untuk dimuat dalam RTRW, khususnya sebagai upaya mendukung pertumbuhan sektor pariwisata.

“Selain menghasilkan produk RTRW beserta Raperda-nya, diharapkan juga ada peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia dalam penataan ruang dengan keterlibatan aparat Pemkab Tana Toraja dalam penyusunan RTRW ini” tegas Bintarto.

Sumber : http://www.penataanruang.net
BACA SELENGKAPNYA..

Rabu, 20 April 2011

PKK Kab. Tana Toraja menggelar berbagai Lomba

Hari ini, 21 April 2011 di gedung wanita Makale, Pengurus PKK Kabupaten Tana Toraja menggelar berbagai macam kegiatan, diantaranya Lomba Cerdas - Cermat, Masak-memasak dan Lomba Peragaan Pakaian Khas Toraja. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka menyambut dan memeriahkan Hari Kartini tahun ini.

Selain berbagai kegiatan tersebut diatas, seminar sehari dengan Tema "Penyegaran Kembali Bagaimana Cara Berbusana Yang Baik", juga menjadi bagian dalam rangkaian menyambut hari bersejarah ini (hari Kartini-red).

Pada lomba busana tersebut akan dibagi dalam dua sesi, yaitu, Pakaian Adat Rambu Tuka’ dan Pakaian Adat Rambu Solo’.


Saat di gelarnya seminar sehari tersebut, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Tana Toraja akan mengechek semua pengurus dari kabupaten sampai kecamatan. demikian menurut Ketua TP PKK Kab. Tana Toraja Yuriana Allorerung.

pada kesempatan yang lain, ketua tim juri Martha Rombe mengatakan, Sudah sepantasnya pakaian adat dipakai dengan baik. Agar busana Toraja asli tidak pudar, berarti kita turut mempromosikan pakaian adat jangan sampai hilang keasliannya, imbuhnya
BACA SELENGKAPNYA..

FORMAT Serahkan Data Kasus Dugaan Korupsi di Toraja


Forum Mahasiswa Toraja (FORMAT) yang merupakan organisasi forum berkumpulnya mahasiswa Tana Toraja yang melanjutkan pendidikan tinggi di Makassar Sulawesi Selatan (Sulsel) menyerahkan sejumlah data-data kasus dugaan korupsi di Tana Toraja yang diduga melibatkan sejumlah pejabat daerah.
Penyerahan data tersebut digelar saat mahasiswa berunjuk rasa di halaman kantor Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sulsel, Jumat (15/4/2011) siang.

Koordinator lapangan (Korlap)aksi, Rifan Dedy Pailang, dalam orasinya mengungkapkan sejumlah kasus dugan korupsi di Tana Toraja, termasuk dugan korupsi belanja cadangan dana reboisasi senilai Rp 1 miliar lebih pada beberapa kegiatan.

Di antaranya penanaman hutan rakyat pola grant, dimana kegiatan tersebut diperhitungkan untuk 100 hektar dengan anggarannya senilai Rp 154 juta. Namun diduga lahan yang ingin diadakan ternyata fiktif alias ditiadakan.

Selain itu dugaan korupsi pada kegiatan pemeliharaan tanaman gerhan 2005-2006 dengan total anggarannya senilai Rp 900 juta lebih.

"Kasus inilah yang kita laporkan lantaran dapat menimbulkan rawan terjadinya tindak pidana korupsi,"ujar Rifan kepada Tribun, sore tadi.

Usai menggelar orasi secara bergantian dengan menggunakan pengeras suara, pendemo langsung menyerahkan data-data tersebut ke Kepala Seksi Sosial Politik, Ardiyansah guna ditindak lanjuti.

"Kami harap laporan ini dapat ditindak lanjuti pihak kejaksaan lantaran kuat dugaan adanya indikasi korupsi dalam kegiatan tersebut," harapnya.

Hal tersebut dibenarkan Ardiyansah saat ditemui di ruang kerjanya. Ia mengaku laporan tersebut sudah diterimanya dan kemudian pihaknya tetap akan mempelajari terlebih dahulu sebelum dilakukan penyelidikan.

"Kita sudah terima dan akan kita tindak lanjuti,"terang Ardiyansah.


Sumber : http://www.tribunnews.com
BACA SELENGKAPNYA..

Senin, 18 April 2011

Putri Kopi Indonesia 2011 Laskari Andaly Bitticaca, berasal dari Toraja,


Sebanyak 31 peserta dari 14 Propinsi memperlihatkan kebolehan dan pengetahuannya pada Grand final Putri Kopi Indonesia 2011 di Jakarta, senin (18/4). mereka terpilih mewakili daerah-daerah penghasil kopi di Indonesia. 31 peserta Putri Kopi Indonesia 2011 tersebut mempertunjukkan kemampuannya dalam balutan busana tradisional, yang beraneka ragam dan mempunyai ciri khas tersendiri.

Salah satu kriteria penilaian yang dinilai dalam pemilihan Putri Kopi Indonesia tahun ini adalah pengetahuan mereka tentang kopi, selain tentu saja penampilan yang menarik dan pengetahuan umum. Laskari Andaly Metal Bitticaca, wakil dari Propinsi Sulawesi - Selatan, keturunan Toraja, dengan penampilan dan pengetahuannya tentang kopi, khususnya kopi Toraja, mampu menyisihkan 30 peserta lainnya, sehingga terpilih menjadi Putri Kopi Indonesia 2011.

Event Pemilihan Putri Kopi Indonesia ini merupakan event yang baru pertama kali di gelar di tanah air dengan tujuan untuk memilih duta yang akan bersaing dengan putri Kopi Indonesia dari negara-negara penghasil kopi lainnya dalam ajang yang sama, yang akan di gelar di Kolombia, tahun depan.

Seperti diketahui, bahwa Indonesia merupakan negara penghasil kopi keempat terbesar di dunia setelah Brasil, Vietnam, dan Kolombia. Bahkan salah satu jenis kopi yang saat ini menjadi kopi termahal di dunia karena rasanya yaitu kopi Luwak, berasal dari Indonesia.

Salah satu tugas yang akan diemban Putri Kopi Indonesia ini adalah memperkenalkan kopi khas Indonesia kepada masyarakat dalam dan luar negeri.
BACA SELENGKAPNYA..

Bandara Baru Toraja selesai 2014

Pembangunan Bandar Baru Tana Toraja di Desa Buntu Kuni', Mengkendek akan selesai pada 2014. demikian jaminan yang diberikan Kementerian Perhubungan RI.

"Untuk pembangunan bandara perintis dengan panjang landasan pacu 1.200 meter bisa selesai dalam 3-4 tahun, dengan catatan bupati melaksanakan apa yang disampaikan gubernur," kata Kepala Pusat Kajian Kemitraan dan Pelayanan Jasa Perhubungan Kemenhub, Hanggoro Budiwiryaman saat menghadiri Rakor Pariwisata se Sulawesi dan Bali di Makale, Sulsel.
Kepada wartawan, dia yakin Kemenhub mampu menuntaskan pembangunan Bandara Buntu Kunik melalui dana APBN sekitar Rp50 miliar sampai Rp100 miliar yang akan dikucurkan selama tiga tahun berturut-turut, jika pada 2011 Pemkab Toraja mampu menuntaskan membebaskan lahannya.

Ia juga mengemukakan, keberadaan bandara baru di Toraja mutlak harus ada demi mendukung Sulsel sebagai satu dari 10 provinsi yang masuk dalam destinasi pengembangan pariwisata nasional 2011 yang meliputi Sultra, Jabar, Riau, Maluku, NTT, NTB, Papua dan Papua Barat.

"Untuk mendukung program nasional 10 destinasi daerah wisata, harus didukung oleh sarana transportasi. Yang paling cepat adalah pembangunan bandara, karena kalau jalan darat sangat lama, untuk ke sini ada 300 km lebih", ujarnya.

Sementara, Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo, dalam acara yang sama, memberi batas waktu kepada Bupati Toraja untuk menuntaskan pembebasan lahan bandara di Kelurahan Tampo Simbuang dan Lembang Rantedada, Kecamatan Mengkendek tersebut sampai 2011.

"Tidak ada cara lain, bupati harus membebaskan semua lahannya pada 2011, kalau tidak anggaran bandara tersebut akan dipindahkan kedaerah lain," ujarnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Sulsel, A Maskur Sulthan menyebutkan telah menyelesaikan master plan, demikian juga dengan desain detail engineering sisi darat dan udara tuntas akhir 2010.

Bandara baru ini nantinya mampu didarati pesawat jenis ATR berkapasitas 60 hingga 70 penumpang, jauh lebih berbobot dibanding Bandara Pongtiku yang sekarang beroperasi, hanya bisa menampung pesawat jenis Cassa dengan jumlah penumpang 20 orang.


Source: nonblok online
BACA SELENGKAPNYA..

Minggu, 17 April 2011

Menggiurkan Bisnis Babi "Gigolo" di Toraja Utara

Yacobus David alias Papa Anto bukan satu-satunya orang yang menggantungkan hidupnya dari bisnis babi "gigolo" di Toraja Utara. Setidaknya ada sembilan ekor babi pejantan yang dipeliharanya.

Dia benar-benar memperhatikan dan merawat kesembilan babi jantannya tersebut. Yacobus harus menservis setiap ekor babi jantannya dengan sebutir atau dua butir telur setiap hari. Hal tersebut untuk menjaga stamina hewan peliharaannya.
Penghasilan pria berpenampilan sederhana ini dari bisnis "gigolo" babi terbilang lumayan. Dalam sebulan dia bisa meraup untung hingga jutaan rupiah. Paling sial jika dirinya hanya mendapat Rp 3 juta dalam sebulannya. Bahkan biasa dia mendapatkan penghasilan hingga lebih dari Rp 5 juta dalam sebulannya.

Tarif sekali babi jantannya membuahi bervareasi. Tarif paling rendah Rp 80 ribu dan tarif paling tinggi Rp 250 ribu sekali membuahi. Yacobus mengaku sudah lama menjalankan bisnis unik ini, yakni sejak 1998. Dia mulai menjalankan bisnis ini sejak dia kembali dari perantauan.

"Kalau tetangga yang order saya cuman minta Rp 80 ribu. Tapi saya pernah mendapat bayaran Rp 250 ribu. Tergantung jauhnya jarak lokasi pengorder," terang Yacobus saat ditemui di Rura Lembang Rinding Batu Kecamatan Kesu', Jumat (15/4) kemarin.
Namun dikatakannya, bahwa tarif itu berlaku hingga babi betina yang dibuahi babi "gigolo" peliharaannya dinyatakan positif bunting. Salah satu tandanya babi positif bunting yakni jika ditepuk punggungnya tidak bereaksi untuk berlari menjauh. Tanda lainnya, jika babi betina tersebut sering tertidur tengkurap.
Terkadang pemilik babi betina yang membutuhkan jasa babi "gigolo" peliharaannya memanggil ulang karena pembuahannya belum berhasil. Jika sudah tiga kali perwakinan namun masih gagal juga maka uang akan dikembalikan.
Yakobus menjelaskan bahwa dia bukan hanya menerima bayaran dalam bentuk uang. Tapi juga ada pula yang membayarnya dalam bentuk pembagian anak babi. Jika tiga atau lebih anak babi yang lahir dia mendapatkan seekor anak babi jantan sebagai imbalannya.

"Tapi kebanyakan pengorder lebih memilih membayar uang langsung. Mungkin karena mereka pikir praktis, dari pada mesti menunggu babinya melahirkan," ujar Yacobus tersenyum kecil.

Warga Toraja Utara selain terkenal gemar beternak kerbau, juga beternak babi. Diperkirakan jumlah ternak babi mencapai puluhan ribu ekor yang dipelihara warga turun-temurun secara tradisional. Kebanyakan warga memilihara di sekitar rumah kediaman mereka dengan membuatkan kandang.
BACA SELENGKAPNYA..

Jabatan Waka Polres Tana Toraja Diserahterimakan

MAKALE-- Wakil Kepala Kepolisian Resort (Waka Polres) Tana Toraja (Tator) melakukan serah terima jabatan (Sertijab) di Mapolres, kemarin. Pejabat lama Kompol Andi Yoseph Enoch SIK menyerahkan tugasnya kepada pejabat Waka Polres yang baru, yakni Kompol Novly Frangky Pitoy SPd.
Yoseph Enoch sendiri dimutasi ke Polres Parepare dengan jabatan yang sama yakni Wakapolres. Sementara Novly Frangky sebelumnya menjabat Waka Polres Sidrap.
Kapolres Tana Toraja AKBP Yudi B Sinlaloe SIK pada acara sertijab itu memuji kinerja Kompol Andi Yoseph selama bertugas di Toraja. ''Ia sukses mengamankan dua Pilkada yakni Pilkada Toraja dan Pilkada Torut,'' tandasnya
BACA SELENGKAPNYA..

Jumat, 15 April 2011

DPRD Akan Telusuri Kasus Kantor Bupati

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) sebagai salah satu unsur dalam pemerintahan daerah akan menelusuri kasus kantor Bupati yang akan dieksekusi. Hal ini dilakukan sebagai respon atas kasus yang terjadi di daerah.

Penelusurun yang akan dilakukan oleh DPRD mulai dari proses awal hingga proses hukum yang terjadi. Rencana penelusuran DPRD ini ditegaskan dalam rapat Komisi I dengan Pemerintah Daerah pada hari Selasa (12/4/11) di ruang Komisi I.

“Kita (DPRD ) akan menelusuri kasus ini mulai dari proses awal hingga proses hukum yang terjadi saat ini,” tegas Semuel Eban saat memimpin rapat Komisi I.
Ditamhkan politisi PDI Perjuangan ini, bahwa untuk memenuhi putusan MA dengan ganti rugi sebesar Rp6 M lebih yang akan dianggarkan dalam APBD terlebih daluhu harus melakukan koordinasi dengan BPK, Depdagri, dan Menkeu.
BACA SELENGKAPNYA..

Rabu, 13 April 2011

Bupati Toraja tidak di tempat, eksekusi paksa batal

Rencana eksekusi paksa tanah lokasi Kantor Bupati Tana Toraja blok satu sesuai penetapan Pengadilan No.5/Pen.Pdt.X/2011 yang semula dijadwalkan Senin (11/4) batal dilaksanakan Pengadilan Negeri Makale. Ini karena Bupati Tana Toraja, Theofilus Allorerung, tidak berada di tempat.
Meskipun tim eksekutor dipimpin langsung Ketua Pengadilan HR Patongloan sudah tiba di lokasi bersama ketua panitera Panoto SH dan staf serta berkas lainya untuk dibacakan, eksekusi ahirnya batal setelah koordinasi dengan Wakil Bupati Adelheid Sosang.

Belum jelas penyebab utama dibatalkan eksekusi lokasi kantor bupati. Kabag hukum Setda Tana Toraja Marten Sirenden kepada BKM tidak merinci secara jelas.

Yang jelas bangunan di atasnya adalah fasilitas pemerintah untuk memberikan pelayanan kepada mayarakat. "Selain itu juga pemerintah daerah masih menempuh jalur hukum yaitu upaya kasasi ke Mahkamah Agung," kata Marten Sirenden.

Pensehat hukum penggugat keluarga Sambolinggi Antonius T Tulak SH, dikonfirmasi menjelaskan bahwa lokasi kantor bupati baru Tana Toraja khusus blok satu eks kantor DPRD dibangun habiskan anggaran Rp 9.229.400.000, sejak dalam perkara sudah tiga kali dimenangkan kliennya keluarga Sambolinggi.

Dibuktikan tiga putusan keluar tetap mulai dari Pengadilan Negeri Makale No. 09/PDT.G/2007 tanggal 13 November 2007 dan putusan Pengadilan Tinggi Makassar No.37/PDT/2008 tanggal 18 November 2008, serta putusan Mahkamah Agung (MA) No.1741 /K/PDT/2008 tanggal 18 Mei 2010. "Ketiganya dimenangkan keluarga Sambolinggi," lanjut Antonius SH.

Atas kemenangan itu, keluarga Sambolinggi menuntut ganti rugi kepada tergugat sebesar Rp 6 milyar. Makanya dia menilai, eksekusi akan dilaksanakan Pengadilan Negeri Makale Senin (11/4) itu sudah tepat meskipun akhirnya batal.

"Bahkan kami mendesak Pengadilan Negeri Makale segera melakukan upaya eksekusi paksa," tutur Antonius.



Sumber : Berita Kota Makassar
BACA SELENGKAPNYA..

Selasa, 12 April 2011

2011, Tahun keberuntungan DPRD Tana Toraja

Tahun Anggaran 2011 merupakan tahun keberuntungan bagi DPRD Tana Toraja. Tahun ini beberapa fasilitas akan dinikmati oleh anggota DPRD Tana Toraja untuk menunjang aktivitasnya.

Beberapa fasilitas tersebut diantaranya mobil dinas untuk operasional Komisi, serta komputer jinjing (laptop) bagi seluruh anggota DPRD.
Selain itu di kantor DPRD juga akan disediakan lapangan tenis meja. Dengan adanya fasilitas ini kinerja anggota DPRD harus meningkat, mengingat banyaknya anggaran yang dialokasiakn untuk pengadaan fasilitas ini.
Untuk kendaraan operasional Komisi sebayak 3 buah, disiapkan anggaran Rp 600 juta. Sementara untuk 30 laptop bagi anggota DPRD disiapkan anggaran Rp 300 juta. Serta sarana olahraga tenis meja disiapkan anggaran sebanyak Rp 14 juta.
Dengan adanya laptop baru nantinya, maka anggota DPRD yang menguasai laptop periode 2004-2009 harus mengembalikannya kepada pemerintah. Niat baik pengembalian laptop lama ini terungkap dari beberapa anggota DPRD periode 2004-2009 yang masih aktif seperti Septianus Toding Komba dan juga Semuel Eban K. Mundi (wakil Ketua DPRD).
“Begitu laptop baru ada, kita akan mengembalikan laptop lama ini untuk kemudian dipergunakan sebagaimana mestinya. Misalnya dibagikan kepada kepala lembang yang berprestasi dalam pencapaian PAD,” tandas Semuel Eban beberapa waktu lalu.
Koordinator Kopel Tana Toraja melihat kebutuhan laptop bagi anggota DPRD ini adalah hal yang wajar. Kewajaran ini menurut Muhammad Jafar karena APBD 2011 yang diserahkan oleh Pemda kepada DPRD dalam bentuk CD (Soft file).
Selain itu, karena di gedung DPRD juga telah disediakan jaringan internet (wireless) sehingga anggota DPRD dapat menambah wawasan melalui dunia maya.
“Dengan adanya fasilitas mobil dan laptop ini, maka kinerja DPRD harus ditingkatkan terutama dalam hal pengawasan dan anggaran demi kepentingan masyarakat Tana Toraja,” ungkap Muh. Jafar


Sumber : http://www.kopel-online.com
BACA SELENGKAPNYA..

Senin, 11 April 2011

PDK Tana Toraja Siap Kawal Pemerintahan

Musawarah daerah (Musda) Partai Demokrasi Kebangsaan (PDK) Dewan Pimpinan Kabupaten (DPK) Tana Toraja yang sempat deadlock hingga tiga kali karena ketatnya persaingan calon ketua, terjawab sudah setelah Takin Sima ditetapkan sebagai ketua PDK periode 2011-2015.

Takin Sima legislator PDK yang juga Ketua Fraksi Demokrasi Kebangsaan DPRD Tana Toraja, Jumat (8/4) kepada BKM mngakui jika proses pemilihan ketua PDK cukup alot.

"Sebagai kader PDK saya sadari itu bagian dari dinamika politik, dan saya jamin tidak menimbulkan perpecahan internal partai," katanya.
Dijelaskan Takin Sima, PDK Tana Toraja yang dipimpinnya memiliki program utama partainya adalah bagaimana bisa lolos verifikasi sebagai peserta Pemilu 2014, dan segera membentuk pengurus anak cabang partai di 19 kecamatan di Tana Toraja.

Saat didesak target legislator PDK lolos ke DPRD, menurutnya, itu juga salah satu program partai. "Dan peluang besar itu akan dimanfaatkan PDK sehingga optimis bisa tercapai satu fraksi karena militansi kadernya diandalkan," kata Takin Sima.

Menurutnya, PDK sebagai mitra pemerintah memiliki fungsi legislatif mengawasi pemerintahan sejauhmana anggaran berpihak kepada masyarakat, utamanya proses pembangunan tepat sasara, tepat biaya dan tepat lokasi. "Tupoksi itu tidak akan disia-siakan pasalnya jadi tolokukur kader partai sejauhmana kepedulian kepada konstituennya," lanjut Takin Sima.

Ditemui terpisah Sekretaris PDK Yopie didampingi bendaharan Januari Lempang mengemukakan, PDK jadi rebutan masyarakat Toraja, ini menjadi modal untuk membesarkan partai. Karena itu, mereka optimis partai ini lolos peserta Pemilu 2014 sama seperti partai besar lainnya.

Meskipun PDK baru sempat loloskan kadernya satu orang di DPRD Tana Toraja, hasil konsolidasi partai tidak main-main dengan target dan secara struktur mulai dari pusat, provinsi hingga kabupaten dan kecamatan suda satu visi target partai sesuai harapan.

"Makanya pengurus baru PDK Tana Toraja sudah solid berkompetisi pemilu mendatang," singkat Yopie.



Sumber : Berita Kota Makassar
BACA SELENGKAPNYA..

PKK Tana Toraja Juara Festival Kuliner

Ragam Pesona Kuliner Sulawesi Selatan, dengan mengangkat Tema "Kita Sayang Makanan Khas Sulawesi Selatan".

Digelar oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan dalam rangka Visit South Sulawesi 2012, Minggu (10/4/2011) di Monumen Mandala, Makassar.

Festival Ragam Pesona Kuliner ini diikuti dari kalangan hotel, Dharmawanita/PKK Kabupaten Kota, dengan menghidangkan berbagai ragam masakan khas Sulawesi Selatan.

Untuk pemenang kategori Darmawanita/PKK Kabupaten Tana Toraja menjadi juara pertama, sedangkan untuk kategori hotel dan pendidikan, yang menjadi juara pertama adalah Hotel Grand Clarion Makassar.



Sumber : Tribun Timur
BACA SELENGKAPNYA..

Staf Ahli DPRD Tator Belum Terima Gaji 3 Bulan


Staf ahli DPRD Tana Toraja belum menerima gaji selama tiga bulan. Belum terbitnya SK Tim Ahli membuat status para staf ahli tidak jelas, dan mengakibatkan tidak ada pos anggaran bagi gaji mereka.

Mantan Anggota DPRD Tana Toraja 1999-2004 Adolf Ch Pakke mengeluhkan sudah tiga bulan tidak menerima gaji. Tak hanya Adolf, dua rekannya sebagai staf ahli juga mengalami status yang sama.

Disinyalir, belum terbitnya SK Tim Ahli berakibat gaji dan status ke 3 orang Staff ahli itu kini menjadi terkatung-katung.

Sekretaris DPRD tidak berani menerbitkan SK Staf Ahli, sebab posisi Sekretaris saat ini sebatas pelaksana tugas sementara (Plts) Sekwan.

Menurut Adolf, seharusnya meskipun pelaksana tugas sementara Sekwan bisa menerbitkan SK. "SK Tim Ahli 2010 lalu dikeluarkan oleh Johanis Amping Situru yang saat itu sebagai pelaksana Tugas Sekwan dan juga Bupati Tator," terang Adolf, Selasa (05/4/11) lalu.

Sementara Honorarium Tim Ahli telah disiapkan dalam APBD 2011 oleh Sekretariat DPRD sebesar 240 juta atau 90 juta untuk Staf Ahli Lembaga sebanyak 3 orang dan 150 juta untuk Staf ahli Fraksi.

Menurutnya, sejak Januari hingga masuk April ini, tim ahli DPRD belum terima gaji karena SK baru juga belum di terbitkan oleh Sekwan.

"Jangan karena alasan Plts sehingga tidak berani menerbitkan SK untuk Tim Ahli, sementara untuk SK yang lain beliau bisa terbitkan," keluh Adolf Ch Pakke yang akrab disapa Boy.





Sumber : Kedai Berita
BACA SELENGKAPNYA..

Sabtu, 09 April 2011

Amping-Victor Duel di Toraja

Makale -- Pertarungan antara kubu Victor Datuan Batara dengan mantan Bupati Toraja, J Amping Situru akan berlanjut. Setelah pada pemilukada lalu Amping memperjuangkan istrinya, Adelheid Sosang Situru yang maju sebagai wakil bupati berpasangan Teofilus Allolerung melawan Victor berpasangan Rosina Paloan, kini keduanya akan duel secara langsung.

Tapi bukan lagi di pemilukada melainkan di pemilihan ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Kabupaten Toraja. Meski jadwal muscab belum ditetapkan hingga saat ini, namun nama keduanya sudah mulai disebut-sebut akan berebut posisi ketua Demokrat Toraja.

Victor mengaku sudah mengetahui keinginan Amping untuk maju di muscab Demokrat. Dan mantan kapolres Toraja itu mempersilakannya. Kepada FAJAR malam tadi, Victor mengatakan, dirinya juga siap maju dan optimis bisa terpilih. "Tidak masalah. Semakin banyak calon semakin bagus. Tapi saya yakin akan terpilih," kata Ketua Nasdem Toraja ini.

Humas Partai Demokrat Sulsel, Syamsu Rizal mengatakan, Demokrat sejak awal sudah menyatakan membuka diri untuk semua tokoh yang ingin bergabung dengan partai pemenang pemilu ini. Makanya jika benar Amping akan maju, Demokrat memberikan respons positif.

"Kita memberi peluang untuk semua pihak yang berpotensi dan mau maju. Silakan saja. Kita wellcome untuk semua calon," katanya.

Ical menjelaskan, Demokrat sedang melakukan percepatan sosialisasi. Salah satu caranya adalah rekruitmen tokoh. "Kita mencari tokoh di kabupaten dan kecamatan-kecamatan. Kita mencari yang memang sudah punya dasar politik. Itu program kita. Kita mau merekrut kader yang sudah jadi," kata Ical. Amping sendiri belum bisa dihubungi terkait keseriusannya untuk maju di muscab Demokrat.

Sumber : Fajar Online
BACA SELENGKAPNYA..

Fenomena Unik Penanganan Masalah di Jabar

Dalam penangan masalah di Jawa Barat ditemukan fenomena unik untuk dijadikan pembelajaran.

Dalam upaya penanganan pengaduan dan masalah, Provinsi Jawa Barat memegang rekor pengumpul jumlah masalah paling banyak di antara provinsi lainnya. Per Juni 2010, di provinsi ini terdapat 76 kasus, dimana 75 diantaranya adalah kasus penyimpangan dana. Meski demikian, dari kacamata program, hal tersebut tidak serta merta dikatakan buruk. Terlebih bila dilihat dari bagaimana masalah tersebut muncul dan upaya penanganannya.
Ditemukan atau dilaporkannya masalah dalam pelaksanaan program menunjukkan masyarakat dan pelaku program berupaya menjalankan kegiatan dengan mengikuti asas, prinsip dan aturan yang ditetapkan. Masyarakat mulai kritis. Dari masalah tersebut, masyarakat dan pelaku program, sama-sama memperoleh pembelajaran. Bagaimana pun, program ini harus dijalankan dengan baik. Memang lebih baik bila tidak ditemukan masalah.

Berdasarkan pengamatan Unit Penanganan Pengaduan dan Masalah (PPM) PNPM Mandiri Perdesaan, penanganan masalah yang dilakukan di Provinsi Jawa Barat sangat mengedepankan asas Dari, Oleh, dan Untuk Masyarakat (DOUM). Seluruh upaya penanganan masalah berawal dari kemauan dan kesadaran masyarakat, ditangani dan dipecahkan bersama untuk kepentingan mereka. Dari 76 kasus tersebut, 68 diantaranya diselesaikan oleh masyarakat. Jadi, hanya delapan kasus yang ditangani melalui jalur hukum formal.

Kenyataan tersebut sangat menggembirakan. Pilihan utama penanganan masalah tetap diupayakan melalui jalur non-litigasi, sebagaimana yang dianjurkan oleh program. Disamping itu, meski telah dilimpahkan ke jalur hukum, ternyata masyarakat tidak lepas tangan. Mereka tetap mengadvokasi penyelesaian masalah tersebut hingga membuahkan hasil. Dengan peran serta aktif masyarakat, empat kasus sudah mendapat keputusan hukum.

Salah satu kasus yang disidangkan dan mendapat keputusan hukum berkat advokasi masyarakat adalah kasus penyimpangan dana di Kec. Ibun, Kab. Bandung, Jawa Barat, yang melibatkan sejumlah Ketua Kelompok dan kolektor hingga sebesar Rp 209.789.679. Salah satu pelaku telah dipenjara melalui Putusan Tetap Pengadilan, meski rantai prosesnya cukup panjang.

Proses dimulai ketika ditemukan tunggakan pinjaman di 13 kelompok pada Januari 2008. Setelah ditelusuri, ternyata tunggakan itu dikarenakan Ketua kelompok dan kolektor tidak menyetorkan dana pengembalian dari 13 kelompok tersebut kepada UPK. Jumlah kolektornya sebanyak 21 orang. Para pelaku mengaku telah menggunakan dana tersebut. Warga pun segera menggelar Musyawarah Antar Desa (MAD) Khusus untuk mencari solusi. Forum MAD meminta pelaku mengembalikan dana sampai Mei 2008.

Tidak hanya itu, Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) Kec. Ibun pun meminta pelaku membuat Surat Pernyataan dan ditindaklanjuti dengan Surat Perjanjian. Namun kemajuan pengembalian dana yang diselewengkan ternyata kurang signifikan. Sampai November 2008, hanya enam pelaku yang menyelesaikan dana. Ada salah satu pelaku bernama Erlan, ternyata tidak membayar. Warga pun kembali melakukan muyawarah dan sepakat membawa masalah ini ke kejaksaan. Pada Desember 2008, masalah sudah masuk ke Pengadilan. Berkat dorongan Fasilitator, BKAD dan masyarakat, proses Pengadilan pun berjalan cepat. Pelaku akhirnya divonis hukuman 1 tahun penjara pada Maret 2009.

Hal itu menjadi shock terapy bagi pelaku lain dan siapapun yang mencoba melakukan kecurangan atau penyimpangan dana program. Kini, pelaku lainnya mulai mengembalikan dana yang diselewengkan. Mereka mencicilnya kepada UPK. Dukungan masyarakat dalam upaya pengawasan pelaksanaan kegiatan dan penanganan masalah perlu terus dilakukan. Selain dapat mempercepat upaya penyelesaian masalah, dukungan masyarakat pun memberi energi bagi pelaku program di lapangan untuk lebih percaya diri dalam menangani masalah.


Sumber : http://pnpmmpgorontalo.wordpress.com/category/02-artikel/
BACA SELENGKAPNYA..

Jumat, 08 April 2011

DPRD Tana Toraja dalam waktu dekat akan memiliki mobil baru

Dalam waktu dekat DPRD Tana Toraja akan menikmati fasilitas baru. Tiga unit mobil baru akan segera ditenderkan. Pengadaan kendaraan dinas ini diperuntukkan bagi alat kelengkapan DPRD yaitu Komisi.
Pengadaan Randis ini untuk menujang aktifitas kinerja DPRD Tana Toraja. Ketiga mobil tersebut telah dianggarkan dalam APBD 2011 sebesar Rp 200.000.000/unit.
Rencana paengadaan kendaraan dinas ini terlihat saat Koordinator Kopel Indonesia wilayah Toraja membuka DPA SKPD bersama beberapa wartawan dan juga anggota DPRD dari Fraksi Demokrat.
Dalam diskusi lepas dengan anggota DPRD tentang pengadaan ini, terungkap bahwa seharusnya pengadaan ini tidak perlu ada seandainya pemda menyerahkan tiga kendaraan mantan pimpinan DPRD periode 2004-2009 jenis Terrano. Ketiga kendaraan mantan pimpinan DPRD ini masih dikuasai oleh Pemda sementara biaya pemeliharaannya dianggarkan di Sekretariat DPRD.
“Kita pernah minta ke Bupati bahwa kendaraan Terrano itu dikembalikan ke DPRD untuk dipergunakan oleh alat kelengkapan DPRD dalam menjalankan tugas-tugasnya,” terang Alexander Pantan Rante Allo.
Sementara Koordinator Kopel Indonesia wilaya Toraja Muhammad Jafar menilai pengadaan Randis bagi alat kelengkapan DPRD terutama Komisi adalah hal yang wajar, namun harus mempertimbangkan keuangan daerah.
"Dengan adanya fasilitas ini kita berharap kinerja DPRD dapat meningkat demi tercapainya kesejahteraan masyarakat Tana Toraja," harap Jakfar.
Selain itu Kopel juga menyorot kendaraan mantan pimpinan yang merupakan aset DPRD seharusnya dikembalikan ke DPRD untuk dipergunakan oleh DPRD dalam menjalankan aktifitasnya.
BACA SELENGKAPNYA..

Kamis, 07 April 2011

Theofilus menyerahan bantuan 36 buah handtraktor dan mesin pompa


Bupati Tana Toraja, Theofilus Allorerung SE menyerahkan bantuan sebanyak 36 buah handtraktor dan mesin pompanisasi kepada para kelompok tani di Kantor Dinas Pertanian Tana Toraja kemarin (21/3). Bantuan handtraktor tersebut dimaksudkan agar produksi pertanian dapat meningkat yang pada gilirannya kesejahteraan para petani dapat terwujud.

Pada penyerahan sarana pertanian kepada kelompok tani itu, Bupati Tana Toraja, Theofilus Allorerung, SE menggandeng Kepala Inspektorat Tana Toraja, Drs. Yohanis Sumule, MH. Bupati meminta agar bantuan handtraktor dan mesin pompanisasi tersebut, dapat dipertanggungjawabkan oleh para kelompok tani penerima bantuan. Bupati berharap agar digunakan dengan baik oleh seluruh anggota kelompok penerima.

"Kami minta bantuan ini dipertanggungjawabkan dengan baik. Bantuan ini bukan untuk ketua kelompok, tetapi untuk dipergunakan oleh semua anggota kelompok," tandas Theofilus Allorerung.

Kata Theofilus Allorerung, bahwa tolak ukur keberhasilan bantuan handtraktor dan mesin pompanisasi tersebut, ketika produksi pertanian meningkat bagi seluruh anggota kelompok. Bupati tak ingin mendengar, bantuan tersebut hanya dinikmati oleh oknum pengurus kelompok penerima.

Karena bantuan pemerintah itu, diperuntukkan untuk meningkatkan hasil produksi pertanian para petani. "Jangan bantuan ini, digunakan oleh oknum pengurus kelompok, tanpa memikirkan anggotanya. Keberhasilan pengurus kelompok tani itu adalah ketika mampu meningkatkan produksi pertanian anggotanya. Jangan ada oknum yang mengklaim sendiri bantuan ini, karena bantuan itu untuk semua anggota," paparnya.

Pada kesempatan itu, Bupati kembali mempertegas bahwa pihak Inspektorat Tana Toraja akan melakukan pengawasan terhadap penggunaan bantuan hantraktor dan mesin pompanisasi oleh kelompok tani. Kata Theofilus, bukan saja pejabat yang bisa melakukan korupsi tetapi termasuk petani bila menyalahgunakan bantuan pemerintah yang notabene yang dibeli dari uang rakyat melalui negara.

"Ingat apa saja bantuan dari pemerintah, bila diselewengkan, maka ujung-unjungnya ke perbuatan tindak pidana korupsi. Inpektorat akan melakukan pengawasan kepada seluruh kelompok tani penerima bantuan," Theofilus Allorerung mengingatkan.
BACA SELENGKAPNYA..

Selasa, 05 April 2011

Lahan belum diganti rugi Warga Tolak Pembangunan Bandara

Pembangunan Bandara Udara di Kecamatan Mengkendek, Kabupaten Tana Toraja terancam batal. hal ini sehubungan dengan adanya penolakan dari warga setempat. Penyebabnya adalah, lahan warga yang menjadi lokasi pembangunan bandara belum diganti rugi oleh pemerintah.
"Selama belum mendapat ganti rugi, kami selaku pemilik lahan menolak keras pembangunan bandara. Karena tanah tersebut juga adalah tanah adat," , kata salah seorang warga Tampo, Kecamatan Mengkendek. kemarin.

pihak pemerintah telah berjanji untuk mengadakan pertemuan lanjutan setelah adanya sosialisasi pada bulan Januari yang lalu. Namun sampai saat ini pertemuan yang dimaksud tidak pernah terjadi. Lalu, kenapa tiba-tiba sudah ditenderkan ?

Pengukuran sudah beberapa kali dilakukan namun warga dan pemerintah setempat juga tidak mengetahui dengan jelas batasannya. "Entahlah apa pemerintah setempat memang tidak tahu atau hanya menutup-nutupi," tambahnya.
Yang paling mengherankan, lanjut Halima, anggota DPRD Sulsel, Alex Palinggi dalam pernyataannya disalah satu media mengungkapkan kalau masalah pembebasan lahan bandara sudah beres, padahal kenyataannya belum ada kesepakatan.
Kepala Bandara Toraja, Daud yang dimintai konfirmasi, Senin 4 April, kemarin mengatakan sejauh ini pembangunan bandara sudah tahap pengumuman tender. "Tender sudah kita umumkan pada media dan batasnya sampai tanggal 7 April," ucapnya.
Adapun masalah dengan pembebasan lahan itu urusan pemerintah daerah dan propinsi.
Laksamana Christina, mantan anggota DPR RI yang juga warga asli Toraja yang kini menduduki jabatan staf ahli Menko Polhukam, sangat mendukung dengan adanya pembangunan bandara di Toraja sebagai pendukung wisata disana. Apalagi Toraja adalah ikon kedua setelah Bali. Tentunya sangat memungkinkan bila memiliki bandara yang mempercepat akses masuk dan perginya wisatawan. Namun, bila toh masih ada masalah dengan rakyat, sebaiknya pemerintah setempat dan propinsi menyelesaikannya terlebih dahulu dengan baik-baik tanpa merugikan rakyat setempat dan merampas hak rakyat.
Mantan staf ahli Menteri Perhubungan, Dr Y Paonganan juga mengkritisi pembangunan bandara Toraja karena terkesan dipaksakan. "Masalahnya, pembebasan lahan belum selesai kok bisa sudah ditederkan. Ada apa," ujarnya dengan nada tanya.
Sementara, lanjutnya, beberapa aspek yang lebih memungkinkan yakni perluasan bandara Bua yang kondisinya lebih layak memungkinkan, dekat dengan laut, serta lahan datar yang luas. Sedangkan lokasi bandara Toraja yang di atas ketinggian serta memiliki jarak pandang terbatas sehingga sulit diprediksi karena cuaca yang berubah-ubah. Secara teknis lokasi tersebut sangat rawan untuk dilakukan pendaratan akibat jarak pandang yang terbatas.
Sekadar info, estimasi anggaran pembangunan Bandara Toraja di Mengkendek mencapai Rp1 triliun. Namun penganggarannya dilakukan secara bertahap dan diperkirakan memakan waktu lebih dari 10 tahun.
BACA SELENGKAPNYA..

Senin, 04 April 2011

PEMERINTAH POLANDIA MINATI KOPI TORAJA

Kopi asal Kabupaten Toraja sangat diminati oleh mancanegara termasuk Polandia. Minat pemerintah Polandia tersebut dilontarkan pihak Kedutaan Besar Polandia di Jakarta yang diwakili oleh Kepala Divisi Perdagangan Promosi dan Investasi, Romuald Morawski saat melakukan kunjungan selama tiga hari di Tana Toraja. Menurut Morawski, saat mengadakan petemuan dengan Bupati Tana Toraja, Theofilus Allorerung di Makale, Kamis 31 Maret 2011, bahwa negaranya sangat berminat untuk mengembangkan dan menjajaki investasi produk kopi petani Tana Toraja yang memiliki cita rasa yang khas dan sangat terkenal di mancanegara.
Theofilus mengatakan, Pemerintah Kabupaten Tana Toraja menyambut baik minat Pemerintah Polandia untuk membangun kerjasama dengan pengusaha kopi di Tana Toraja. Pengusaha Polandia rencananya akan langsung membeli hasil panen kopi dari petani. Ini untuk menjamin keaslian kopi asal Tana Toraja. Karena kendala selama ini adalah penikmat kopi sering mengeluhkan keaslian kopi asal Tana Toraja yang beredar di pasar, yang terkadang tidak memiliki cita rasa yang khas. Ini bisa mengakibatkan produk kopi Toraja kalah bersaing dengan produk kopi dari daerah lain. Untuk tetap menjaga keaslian kopi Tana Toraja, dibutuhkan hubungan langsung antara pengusaha dengan petani kopi. Usai menerima Perwakilan Kedutaan Besar Polandia, Theofilus mengatakan, Pemerintah Tana Toraja akan memberikan garansi bagi para pengusaha yang berminat berinvestasi terhadap produk kopi Tana Toraja.


Sumber : http://www.sulsel.go.id
BACA SELENGKAPNYA..

Jumat, 01 April 2011

2 insiden pada Acara Pelantikan SOBAT


Pasangan Frederik Batti Sorring dan Frederik Rombe Layuk (SOBAT) yang berhasil mendapatkan suara mayoritas pada dua putaran Pemilihan kepala daerah Toraja Utara yang lalu, resmi menduduki jabatannya sebagai Bupati dan Wakil Bupati Toraja utara periode 2011 - 2016. hal ini ditandai dengan usainya upacara pelantikan dan pengambilan sumpah pasangan tersebut oleh Gubernur Sulawesi Selatan Bapak Syahrul Yasin Limpo di Rantepao pada kamis 31 Maret kemarin.
Pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Toraja Utara, pasangan Frederik Batti Sorring dan Frederik Rombe Layuk (SOBAT) oleh Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Syahrul Yasin Limpo ini, menjadi babak baru dalam sejarah kabupaten termuda di Sulsel ini. Pasangan ini akan menjadi bagian dari sejarah Toraja Utara dimana pasangan ini adalah kepala daerah pertama hasil pilihan rakyat secara langsung dan demokrtis.

Acara Pelantikan dan pengambilan sumpah pasangan Frederik Batti Sorring dan Frederik Buntang Rombelayuk yang dilakukan melalui Sidang Istimewa DPRD Toraja Utara dipimpin oleh ketua DPRD Toraja Utara Ir krisma Pirade di lapangan Kodim Rantepao, ibukota Toraja Utara. Dalam Acara Pelantikan ini terjadi insiden robohnya panggung yang digunakan oleh para undangan.

Kejadian di sela-sela acara pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Toraja Utara ini, membuat ribuan tamu undangan yang duduk di panggung tersebut kaget dan panik.

Panggung yang roboh tersebut adalah panggung yang digunakan oleh tamu VIP C. Panggung tamu undangan yang telah dipersiapkan oleh panitia penyelenggara tidak kuat menahan beban yang terlalu berat.

Kejadian ini juga sempat membuat ribuan tamu undangan yang hadir dalam acara tersebut barhamburan di sekitar panggung.

Petugas keamanan dan panitia penyelenggara pun langsung melakukan pembenahan panggung, sehingga acara pelantikan pun dapat dilanjutkan.

Beruntung insiden tersebut berlangsung dengan cepat dan tidak menimbulkan korban luka.

Insiden kedua kembali terjadi justru disaat Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo baru tiba di lokasi acaranya. Kali ini panggung VIP sebelah kanan yang mendapat giliran rubuh. Insiden ini membuat sejumlah undangan panik dan berteriak. Meskipun begitu, acara pelantikan tetap dilanjutkan.

Pada pelantikan itu, Gubernur meminta kepada pasangan kepala daerah terpilih Frederik Batti Sorring dan Frederik Rombe Layuk untuk tidak melupakan janji-janji politik yang telah disampaikan kepada masyarakat selama kampanye Pilkada.

“Jangan pernah melupakan janji yang telah disampaikan kepada masyarakat, sebab jabatan Bupati dan Wakil Bupati adalah amanah yang harus dipertanggungjawabkan kepada masyarakat,” ungkap Gubernur.

Tamu-tamu pejabat dari berbagai daerah di antaranya, Wakil Gubernur Papua, Anggota DPR RI, Markus Nari, Anggota DPD RI, Litha Brent, para anggota DPRD Sulawesi Selatan, Bupati dan unsur Muspida kabupaten Tanatoraja, unsur Muspida Toraja Utara, serta sejumlah pejabat lainnya ikut hadir dalam acara pelantikan ini.
Acara Pelantikan ini dimeriahkan pula oleh penampilan Siswa SMP Negeri 1 Rantepao
yang menghibur para undangan dengan membawakan beberapa lagu daerah toraja dengan menggunakan musik bambu.
BACA SELENGKAPNYA..