Masih Proses, Sa'bara' komi...
Sponsored By : Kecamatan Makale.

Rabu, 20 April 2011

PKK Kab. Tana Toraja menggelar berbagai Lomba

Hari ini, 21 April 2011 di gedung wanita Makale, Pengurus PKK Kabupaten Tana Toraja menggelar berbagai macam kegiatan, diantaranya Lomba Cerdas - Cermat, Masak-memasak dan Lomba Peragaan Pakaian Khas Toraja. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka menyambut dan memeriahkan Hari Kartini tahun ini.

Selain berbagai kegiatan tersebut diatas, seminar sehari dengan Tema "Penyegaran Kembali Bagaimana Cara Berbusana Yang Baik", juga menjadi bagian dalam rangkaian menyambut hari bersejarah ini (hari Kartini-red).

Pada lomba busana tersebut akan dibagi dalam dua sesi, yaitu, Pakaian Adat Rambu Tuka’ dan Pakaian Adat Rambu Solo’.


Saat di gelarnya seminar sehari tersebut, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Tana Toraja akan mengechek semua pengurus dari kabupaten sampai kecamatan. demikian menurut Ketua TP PKK Kab. Tana Toraja Yuriana Allorerung.

pada kesempatan yang lain, ketua tim juri Martha Rombe mengatakan, Sudah sepantasnya pakaian adat dipakai dengan baik. Agar busana Toraja asli tidak pudar, berarti kita turut mempromosikan pakaian adat jangan sampai hilang keasliannya, imbuhnya
BACA SELENGKAPNYA..

FORMAT Serahkan Data Kasus Dugaan Korupsi di Toraja


Forum Mahasiswa Toraja (FORMAT) yang merupakan organisasi forum berkumpulnya mahasiswa Tana Toraja yang melanjutkan pendidikan tinggi di Makassar Sulawesi Selatan (Sulsel) menyerahkan sejumlah data-data kasus dugaan korupsi di Tana Toraja yang diduga melibatkan sejumlah pejabat daerah.
Penyerahan data tersebut digelar saat mahasiswa berunjuk rasa di halaman kantor Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sulsel, Jumat (15/4/2011) siang.

Koordinator lapangan (Korlap)aksi, Rifan Dedy Pailang, dalam orasinya mengungkapkan sejumlah kasus dugan korupsi di Tana Toraja, termasuk dugan korupsi belanja cadangan dana reboisasi senilai Rp 1 miliar lebih pada beberapa kegiatan.

Di antaranya penanaman hutan rakyat pola grant, dimana kegiatan tersebut diperhitungkan untuk 100 hektar dengan anggarannya senilai Rp 154 juta. Namun diduga lahan yang ingin diadakan ternyata fiktif alias ditiadakan.

Selain itu dugaan korupsi pada kegiatan pemeliharaan tanaman gerhan 2005-2006 dengan total anggarannya senilai Rp 900 juta lebih.

"Kasus inilah yang kita laporkan lantaran dapat menimbulkan rawan terjadinya tindak pidana korupsi,"ujar Rifan kepada Tribun, sore tadi.

Usai menggelar orasi secara bergantian dengan menggunakan pengeras suara, pendemo langsung menyerahkan data-data tersebut ke Kepala Seksi Sosial Politik, Ardiyansah guna ditindak lanjuti.

"Kami harap laporan ini dapat ditindak lanjuti pihak kejaksaan lantaran kuat dugaan adanya indikasi korupsi dalam kegiatan tersebut," harapnya.

Hal tersebut dibenarkan Ardiyansah saat ditemui di ruang kerjanya. Ia mengaku laporan tersebut sudah diterimanya dan kemudian pihaknya tetap akan mempelajari terlebih dahulu sebelum dilakukan penyelidikan.

"Kita sudah terima dan akan kita tindak lanjuti,"terang Ardiyansah.


Sumber : http://www.tribunnews.com
BACA SELENGKAPNYA..