Masih Proses, Sa'bara' komi...
Sponsored By : Kecamatan Makale.

Minggu, 05 Juni 2011

Tiga Warga tenggelam dalam sehari

Sungai Sa’dan “makan” korban lagi. Setelah sebelumnya mengambil beberapa nyawa warga, kemarin, sungai yang berhulu di Sa’dan, kabupaten Toraja Utara ini, kembali “menelan” korban jiwa, tepat di daerah Lampan, kelurahan Tallunglipu, kecamatan Tallunglipu, Toraja Utara, Jumat kemarin.

Dua buruh bangunan yang berniat mengambil pasir, hilang ditelan arus sungai. Sementara dari Sangalla, kabupaten Tana Toraja dilaporkan seorang siswa SMP juga tewas tenggelam di kolam permandian alam Assa’ di lembang Turunan kecamatan Sangalla.

Informasi yang dihimpun Palopo Pos di lokasi kejadian, dua korban yang dinyatakan hilang itu, masing-masing Irak (23) dan Kabubu (24), warga lembang Misa’ Babana, kecamatan Buntao. Kedua korban bersama tiga orang lainnya berniat mengambil pasir di sungai, menggunakan mesin pengisap pasir. Namun untuk kepentingan pengambilan pasir itu mereka membutuhkan bambu untuk dibuat rakit sebagai tempat mesin dan pasir hasil penggalian. Kelima orang ini pun menyeberang sungai untuk mengambil bambu. Sayangnya, keduanya tidak bisa berenang sehingga tertarik arus air.

“Saya sudah bilang ke mereka bahwa kalau tidak bisa berenang mereka bisa melalui tempat yang lebih dangkal. Tetapi mereka tetap saja mau berenang,” tutur Bolong, saksi mata, sekaligus rekan korban.

Diceritakan Bolong, dirinya bersama dua teman lainnya sudah berhasil menyeberang ke sisi lain sungai. Dirinya pun sempat mendengar kedua rekannya meminta tolong. Namun Bolong mengira kedua temannya itu bercanda. “Tapi pas saya menoleh, ternyata mereka mau tenggelam betul. Saya sempat lompat kembali ke sungai untuk menolong, saya sudah sempat pegang rambut salah satunya, tetapi tarikan arus air terlalu keras sehingga saya tidak bisa menariknya,” tutur Bolong dengan nada sedih.

Usai kedua korban tidak nampak di permukaan air, Bolong dan dua rekan lainnya masih sempat menyelam untuk mencari kedua korban. Namun pencarian mereka sia-sia, kedua korban tidak muncul-muncul dan terus terbenam di dasar sungai. Warga yang mengetahui ada korban tenggelam, juga turut membantu melakukan pencarian. Tidak lama kemudian tim rescue Tagana dari Badan Penanggulangan Bencana Alam Daerah (BPBD) Toraja Utara dan aparat kepolisian dari Polsek Metro Rantepao, juga tiba di lokasi untuk melakukan pencarian dan evakuasi.

Meski demikian, hingga pukul 18.00 Wita, petang kemarin, kedua korban belum ditemukan. Proses pencarian dihentikan karena situasi sudah gelap dan air yang keruh. Proses pencarian juga terkendala dengan terbatasnya peralatan pertolongan yang dimiliki. Tim penyelamat hanya memiliki satu perahu karet dan beberapa pelampung. Tidak ada tabung oksigen untuk kepentingan penyelaman. Warga yang ikut membantu mencari, juga hanya mengenakan perlatan seadanya. Menurut rencana, besok pagi, polisi dan tim Tagana dari BPBD Toraja Utara akan melanjutkan pencarian.
“Karena hari sudah gelap, kita hentikan dulu pencarian, besok pagi baru kita lanjutkan,” ujar seorang petugas Tagana kepada Palopo Pos.

Sementara itu, dari Sangalla, dilaporkan seorang siswa kelas III SMPN 1 Makale, tenggelam di kolam permandian alam Assa’ di lembang Turunan, kecamatan Sangalla, kabupaten Tana Toraja. Korban diketahui bernama Dan Palebangan (16), warga Pala-Pala, kecamatan Makale Utara kabupaten Tana Toraja.

Menurut informasi yang dihimpun Palopo Pos, korban bersama lima rekannya sedang berekreasi menjelang pengumuman hasil ujian nasional (UN) yang akan dilaksanakan Sabtu (4/6), hari ini. Tidak hanya mandi, korban korban bersama lima rekannya juga membuat rakit dari bambu. Rakit ini kemudian digunakan untuk menyeberangi kolam sampai di sisi lainnya. Dari situ, mereka kemudian meninggalkan rakit dan balik ke sisi awal dengan berenang. Naas, waktu berenang itu, korban diduga mengalami kelelahan atau kram otot sehingga tidak bisa mencapai sisi kolam. Korban pun tenggelam.

“Kemungkinan besar saat dia berenang dia mengalami kelalahan atau kram otot sehingga tenggelam,” ujar Farma, salah satu anggota keluarga korban, ketika ditemui di RSU Lakipadada, kemarin.

Meski ukuran kolamnya tidak terlalu besar, namun mayat korban baru ditemukan sekitar sekitar pukul 15.00 Wita di tempat yang tidak jauh tempat korban tenggelam sebelumnya. Mayat korban kemudian dievakuasi dan dibawa ke rumah orangtuanya di Pala-Pala, Makale Utara.

Kepala Satuan Reserse dan Kriminal (Kasatreskrim) Polres Tana Toraja, AKP Supryanto, yang dimintai komentarnya di Rumah Sakit Lakipadada, kemarin, menyatakan kematian korban murni kecelakaan dan tidak ada unsur kesengajaan atau tindak kejahatan.

“Ini murni kecelakaan. Korban tewas karena tenggelam Tidak ada tanda-tanda penganiayaan yang ditemukan di tubuh korban,” ujarnya


Sumber : Palopo Pos
BACA SELENGKAPNYA..

Disperindag dan Dishub Torut mendapat sorotan Dewan

Keberadaan sitor (becak motor,red) yang kerap membuat kemacetan para pengguna jalan, sangat disayangkan anggota Komisi III dari Fraksi Demokrat DPRD Toraja Utara, Ir Harun Lembang. Menurutnya, penyebab kemacetan dikarenakan makin meningkatnya produksi sitor yang dilakukan usaha bengkel, namun tidak mendapatkan perhatian pemerintah, khususnya Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Toraja Utara.

"Kami menyampaikan hal tersebut pada kepala dinas perindag, dalam rapat DPRD untuk tidak ada lagi penambahan produksi sitor, pasalnya sangat mengganggu ketertiban lalu lintas dan memacetkan jalan" ujarnya, belum lama ini.

Dia mengatakan, kemacetan juga terjadi disebabkan belum maksimalnya Dinas Perhubungan dalam melakukan fungsinya. Seharusnya Dishub membuat jalur khusus sitor dan tidak memarkir dengan semberang tempat saat mengambil penumpang sehingga tidak terjadi kemacetan,"ucapnya.

Di tempat terpisah, Pelaksana Tugas Dinas Perhubungan Toraja Utara yang juga Asisten I Pemkab Torut Drs Calvin Tandiarrang, mengatakan, pihaknya sudah menyampaikan kepada kepala bidang untuk melakukan pembinaan secara persuasif kepada pengendara atau pemilik sitor. Dalam waktu dekat akan melakukan pemasangan 15 titik rambu rambu lalu lintas pada lokasi rawan kemacetan, sehingga nantinya para pengendara sitor tidak lagi memasuki jalur tanda larangan tersebut.

Pihaknya juga siap menindak tegas, pengendara sitor yang melanggar sesuai peraturan yang ada bagi setiap kendaraan angkutan penumpang dalam Kota Rantepao. "Kendaraan angkutan kota diharapkan menggunakan terminal yang sudah disediakan pemerintah serta tidak lagi melakukan perparkiran diluar terminal dalam mencari penumpang,"tegasnya.
BACA SELENGKAPNYA..